Jumat, 07 September 2012

Roemah Boendar

0 komentar
Roemah Boendar
Roemah Boendar, rumah apa ini ya??? pasti sobat bertanya-tanya ya?
Ku kasih tahu deh, biar gak penasaran. . .hehe

Roemah Boendar adalah rumah bekas peninggalan penjajah pada PD II tuh. Dahulu rumah yang memiliki desain yang unik dengan atap berbentuk tabung terbalik ini menjadi tempat tinggal sementara bagi pasukan sekutu Australia pada masa perang dunia II. Barak militer ini dibangun pada tahun 1945. Namun sekarang telah dialih fungsikan menjadi salah satu mini museum yang ada di Kota Tarakan. Di dalam rumah ini terdapat berbagai dokumentasi sejarah PD II, termasuk eksplorasi tambang pertama di Tarakan tahun 1896 oleh Belanda, dan banyak lagi dokumentasi sejarah lain yang terpajang di dindingnya yang menjadikan roemah boendar ini dijadikan sebagai tempat penyimpanan benda bersejarah yang menjadi saksi bisu sejarah Tarakan. 
Read more...
Selasa, 04 September 2012

Pantai Amal Tarakan

1 komentar
Sobat yang asli orang Tarakan pasti sudah pada tahu dengan yang namanya tempat wisata Pantai Amal. Itu loh pantai di timur kota yang selalu ramai didatangi karena menjadi sarana hiburan favorit di Tarakan. Maklum, soalnya di Tarakan sedikit sekali sarana wisata. hiks hiks. Bagi sobat yang belum tahu tentang tempat wisata ini, okelah aku akan menjelaskannya dengan baik deh. .hehe.

Pesisir Pantai Amal Tarakan
Pantai ini berada di Kota Tarakan dan "Amal" merupakan nama salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Tarakan Timur, Provinsi Kalimantan Timur yang terkenal sebagai salah satu sumber minyak terbesar di Indonesia. Tapi tetap saja aku kurang mengerti nih sobat mengapa dinamakan Amal, apa ada hubungannya dengan beramal ya. .hehe. Pantai ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan baik roda dua maupun roda empat dengan jarak tempuh kurang lebih 11 km dari pusat kota dalam waktu kurang lebih 20 menit.

Pantai ini terbagi atas dua pantai nih sobat. Ada pantai "Amal Lama" dan pantai "Amal Baru". Bagi pecinta pantai yang kayak di Jawa dan Bali, pasti merasa pantai Amal "Lama" dan "Baru" ini memang kurang menawarkan keindahan ~pikiranku begitu sih, gak tw kalau sobat???hehe~. Tidak ada yang namanya ombak besar kayak pantai-pantai di Jawa gitu deh. Terus karakter pantainya bukan berpasir putih, melainkan berkontur tanah pasir hitam.

Pantai Amal Baru Tarakan

Pantai Amal Baru Tarakan

Pantai Amal Baru Tarakan


Apalagi sekarang di pantai "Amal Lama" ini mengalami perluasan ditambah dengan adanya tanggul-tanggul penahan air laut yang belum 100% rampung, sehingga air laut pun masih bercampur dengan pasir.

Tanggul Penahan Air Laut Pantai Amal Lama Tarakan
Tanggul Penahan Air Laut Pantai Amal Lama Tarakan
Yah bisa dikatakan, pantai "Amal" kurang seindah dulu deh. Tapi tetap saja pantai ini menarik untuk dikunjungi. Panorama lambaian pohon kelapanya dan semilir angin pantai yang ~yuhuuu seakan terus saja membuat betah pengunjung untuk berlama-lama di pantai ini. Buktinya nggak orang tua, anak-anak, remaja, kakek, nenek senang ke pantai amal untuk mengisi liburan. Asik-asik aja tuh!, ada yang bermain bola, sekedar refresing, piknik, bahkan para remaja yang sedang kasmaran 'buaaanyaaak' disana. .hehe.

Saat ini Pemerintah Kota Tarakan masih terus melakukan perluasan pantai dan menambah fasilitas-fasilitas untuk menunjang pantai, terutama karena adanya perencanaan menjadikan Pantai Amal menjadi kawasan Mini Ancol di wilayah utara Kalimantan Timur. ~Wow, gak kebayangkan ntar qta ank2 trk bisa memainkan permainan serasa ancol. .asiiik asiiik, gk perlu yg namax ke Jawa deh. .hheee. Tapi sampai kapan rencana itu terealisasi, masih belum jelas. Harapan mudahan tahun 2014-2015 sudah jadi deh. .amiiin.

Pantai Amal Tarakan nan eksotis

Pantai Amal Tarakan nan eksotis


Yang tidak kalah asyiknya berada di pantai ini tuh adalah wisata kulinernya sobat ~uuuh ngangenin bget deh.
1. Udang Sambal Jeruk
Nyam nyam, gurihnya udang tambak Tarakan + sambal jeruknya bkin lidah cenat cenut deh

2. Kapah
Kapah kerang khas Tarakan & Utara Kaltim, rasanya uuuh. cobain sendiri aja deh biar tahu


3. Es kelapa muda temannya si kapah
Gak komplit rasanya kalau makan kapah tanpa es kelapa muda. nyummy

Gimana-gimana sobat! Jadi penasarankan??? hehe. Pokoknya sobat yang tinggal di Tarakan, harus mampir ke pantai ini yak. Apalagi kalau sobat yang dari luar Tarakan terus menyempatkan berwisata ke Kota Tarakan, kasiannya kalau gak mampir di pantai ini nih. . Gak afdol rasanya. . .hehehe.

Kuliner khas Pantai Amal versi komplit

Oiya sampai lupa, bagi sobat yang mampir ke pantai amal jangan lupa untuk ber"Amal" dengan tidak mengotori pantai ini yah. Kalau bisa ikut bantu-bantu bersihin biar pantai Amal selalu bersih plus dapat pahala. .loh

Kalau bukan kita siapa lagi yang memulai bersih-bersih pantai Amal Tarakan

Rangkuman:
Tempat Wisata : Pantai Amal
Alamat : Kelurahan Amal (Timur Kota Tarakan
Tarif Masuk : Anak-anak, Dewasa => Rp 5.000
Fasilitas : - Panorama Pantai Amal Lama dan Baru
  - Wisata Kuliner (Udang Sambal Jeruk, Kapah, Kepiting, dll)
Read more...
Kamis, 30 Agustus 2012

Sejarah Kota Tarakan Part 2

0 komentar
Suasana pada malam hari di pusat kota
Pusat Kota Tarakan

 

Pemerintahan

Kecamatan

Kota Tarakan terbagi atas 4 Kecamatan, yaitu:

Kantor Walikota Tarakan

Kelurahan

Kota Tarakan terdiri dari 4 Kecamatan dan 20 Kelurahan, untuk Kecamatan Tarakan Barat dan Tarakan Tengah masing-masing terdiri dari 5 Kelurahan, untuk Tarakan Timur terdiri dari 7 Kelurahan dan 3 Kelurahan untuk Tarakan Utara.
Berikut adalah daftar Kelurahan di Kota Tarakan:
  1. Kelurahan Karang Anyar
  2. Kelurahan Karang Anyar Pantai
  3. Kelurahan Karang Balik
  4. Kelurahan Karang Rejo
  5. Kelurahan Karang Harapan
  6. Kelurahan Pamusian
  7. Kelurahan Kampung 1 Skip
  8. Kelurahan Selumit
  9. Kelurahan Selumit Pantai
  10. Kelurahan Sebengkok
  11. Kelurahan Lingkas Ujung
  12. Kelurahan Gunung Lingkas
  13. Kelurahan Kampung 4
  14. Kelurahan Kampung 6
  15. Kelurahan Mamburungan
  16. Kelurahan Mamburungan Timur
  17. Kelurahan Pantai Amal
  18. Kelurahan Juata Permai
  19. Kelurahan Juata Laut
  20. Kelurahan Juata Kerikil

 

Geografi

Peta Tarakan
Kota Tarakan, yang secara geografis terletak pada 3°14'23" - 3°26'37" Lintang Utara dan 117°30'50" - 117°40'12" Bujur Timur, terdiri dari 2 (dua) pulau, yaitu Pulau Tarakan dan Pulau Sadau dengan luas wilayah mencapai 657,33 km².
Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut :
  • Sebelah Utara : Kecamatan Pulau Bunyu
  • Sebelah Timur : Laut Sulawesi
  • Sebelah Selatan : Kecamatan Tanjung Palas
  • Sebelah Barat : Kecamatan Sesayap dan Kecamatan Sekatak
Suhu udara minimum Kota Tarakan rata-rata 24,1 °C dan maksimum 31,1 °C dengan Kelembabab rata-rata 84,7%. Curah Hujan dalam 5 tahun terakhir rata-rata sekitar 308,2 mm/bulan dan penyinaran rata-rata 49,82%, telah memberikan julukan tersendiri bagi pulau ini sebagai daerah yang tak kenal musim.

 

Penduduk & Agama

Swiss-Bell Hotel Tarakan pada malam hari
Pusat Kota Tarakan dari udara
Dua gedung perkantoran yang berdampingan

 

Penduduk

Berikut adalah pertumbuhan penduduk Kota Tarakan dari tahun 1980 :
Tahun Populasi
1980 55.444 jiwa
1991 84.648 jiwa
1997 109.353 jiwa
1998 113.565 jiwa
2000 116.641 jiwa
2001 121.588 jiwa
2003 149,998 jiwa
2005 168.331 jiwa
2007 176.981 jiwa
2008 178.111 jiwa
2010       193.069 jiwa [13]
2012 239.787 jiwa

 

Suku & Agama

Masjid Islamic Center Baitul Izzah yang hampir selesai di bangun
Kota Tarakan, yang didiami oleh suku asli Tidung, dalam perkembangannya sebagaimana daerah lain dihuni pula oleh suku-suku lain seperti, Suku Dayak, Banjar, Jawa, Bugis, Batak, Toraja, Tionghoa, dan lain-lain.
Pemeluk agama terbesar adalah Islam disamping Kristen, Hindu dan Budha. Berikut jumlah Penduduk Menurut Agama/Kepercayaan :
Islam 162.983 jiwa
Protestan 20.633 jiwa
Katolik 5.523 jiwa
Budha 3.746 jiwa
Hindu 162 jiwa
Khonghucu 12 jiwa
Lain-lain 10 jiwa
Dibidang kesenian, Tanah Paguntaka ini terkenal akan Tari Jepen yang merupakan tari asli daerah ini, selain Hadrah dan tari-tari tradisional yang berasal dari berbagai daerah. Sementara di dunia musik, perkembangan musik tradisional dan modern juga menunjukkan kemajuan yang berarti.

 

Pendidikan

Salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Tarakan
Pendidikan di Kota Tarakan lumayan maju, karena sudah memiliki beberapa Sekolah Bertaraf Internasional, yaitu SMP Negeri 1 Tarakan[17] [18], SMP Negeri 3 Tarakan, dan SMA Negeri 1 Tarakan[19] [20], dan 2 Sekolah Adiwiyata, yaitu SMP Negeri 1 Tarakan dan SMK Negeri 1 Tarakan.
Berikut adalah data tentang pendidikan di Kota Tarakan :

 

Transportasi

Darat

Di Tarakan hanya ada Taxi Bandara dan Angkutan Kota atau Angkot untuk transportasi darat, Bus hanya digunakan untuk karyawan industri di daerah Juwata Laut. Rencananya akan di bangun jembatan penghubung antara Kota Tarakan dengan Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan [21]. Panjang jembatan yang akan dibangun ini adalah 5 km dan akan melewati Pulau Sadau di tengahnya.

Laut

Tarakan menyediakan pelayanan transportasi laut dengan tujuan wilayah utara Kalimantan Timur dan Tawau, Sabah, Malaysia. Pelabuhan di Tarakan juga melayani transportasi laut ke Jawa dan Sulawesi. Di Kota Tarakan terdapat 4 pelabuhan utama antara lain Pelabuhan Tengkayu I, Pelabuhan Tengkayu II, Pelabuhan Malundung dan Pelabuhan Juwata Laut. Pelabuhan Tengkayu I dimanfaatkan sebagai pelabuhan untuk Speed Boat ke wilayah utara Kalimantan Timur jaraknya dari pusat kota sekitar 1 km, Pelabuhan Tengkayu II digunakan sebagai pelabuhan bongkar muat barang jarak dari pusat kota hanya 500 m, Pelabuhan Malundung digunakan sebagai pelabuhan untuk kapal besar tujuan Jawa, Sulawesi dan Malaysia jaraknya dari pusat kota 1,5 km, serta Pelabuhan Juwata Laut yang baru saja dibangun digunakan sebagai pelabuhan Ferry jaraknya dari pusat kota adalah 10 km.

Udara

Transportasi udara di kota Tarakan dimungkinkan melalui pelabuhan udara International Juwata, yang melayani penerbangan dari maskapai penerbangan Domestik maupun International. Rute Domestik meliputi antara lain dari Tarakan langsung menuju kota : Balikpapan, Surabaya, Jakarta, Tanjung Selor, Nunukan, Berau. Maskapai penerbangan yang melayani antara lain : Lion Air, Batavia Air, Sriwijaya Air, Kalstar, Susi Air, MAF. Sedangkan rute International, baru saja diresmikan pada awal tahun 2012 dengan rute Tarakan - Tawau (Malaysia) pulang pergi dengan dilayani maskapai penerbangan MASWings dari Malaysia.

Rangkuman
Lambang
Lambang Kota Tarakan
Semboyan: BAIS (Bersih, Aman, Indah, Sehat, dan Sejahtera)
Julukan: Bumi Paguntaka
Provinsi Kalimantan Timur
Dasar hukum UU RI No. 29 Tahun 1997
Tanggal 15 Desember 1997
Pemerintahan
 - Walikota Udin Hianggio
 - APBD Rp1,4 Triliun (2010)
Luas 250,80 km²
Populasi
 - Total 239.787 jiwa
 - Kepadatan 956 jiwa/km²
Demografi
 - Suku bangsa Tidung, Banjar, Jawa, Bugis, Tionghoa dan lain-lain
 - Agama Islam, Protestan, Katolik, Budha, Hindu dan lain-lain
 - Bahasa Bahasa Indonesia dan Bahasa Tidung
 - Zona waktu WITA
 - Kode area telepon 0551
 - Bandar udara Bandar Udara Internasional Juwata
Pembagian administratif
 - Kecamatan 4
 - Kelurahan 20
 - Flora resmi Bakau
 - Fauna resmi Bekantan
 - Situs web http://www.tarakankota.go.id/
Read more...

Sejarah Kota Tarakan Part 1

0 komentar
Salah satu jalan besar di Tarakan
Gak tahu kenapa akhir-akhir ini kota Tarakan semakin terkenal sering masuk TV ya. .hehe. Biasanya yang di kupas masalah sejarah Tarakan. Ternyata eeh ternyata Tarakan bersejarah juga, 11 12 lah sama Bandung dan Surabaya. Gara-gara kupasan dari TV yang kurang detail ~bheeh, kyk bawang aja main kupas.hheee~, makanya ku cari-cari di internet, sampai akhirnya dapat artikel Sejarah Tarakan dari wikipedia nih. 

Langsung saja cekibroot:

Kota ane ini nih (#baca Tarakan) merupakan kota terbesar ketiga di Kaltim. Kota ini hanya memiliki luas wilayah 250,80 km² dan berpenduduk +/- 239.787 jiwa loh. Jadi bisa dibilang kota kecil lah.hiks hiks. Biarpun kecil, tapi kota ini termasuk kota yang kaya karena penghasil minyal terbesar di Kaltim. .yuhuu. Makanya sebagian besar orang yang hidup disini berkecukupan. .alhamdulillah.

Masyarakat Tarakan punya sebutan tersendiri terhadap kotanya, panggilan lainnya bernama "bumi paguntaka". Semboyan dari kota Tarakan adalah Tarakan Kota "BAIS" (Bersih, Aman, Indah, Sehat dan Sejahtera).

Nah, asal kata Tarakan sendiri berasal dari bahasa suku setempat (suku tidung) yakni: “Tarak” (bertemu) dan “Ngakan” (makan) yang secara harfiah dapat diartikan “Tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Selain itu Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap dan Malinau. Makanya jangan heran kalau Tarakan juga penghasil ikan laut dan kepiting segar. .hehe.

 

Era Kerajaan Tidung

Kerajaan Tidung atau dikenal pula dengan nama Kerajaan Tarakan (Kalkan/Kalka) adalah kerajaan yang memerintah Suku Tidung di utara Kalimantan Timur, yang berkedudukan di Pulau Tarakan dan berakhir di Salimbatu. Sebelumnya terdapat dua kerajaan di kawasan ini, selain Kerajaan Tidung, terdapat pula Kesultanan Bulungan yang berkedudukan di Tanjung Palas. Berdasarkan silsilah (Genealogy) yang ada bahwa dipesisir timur Pulau Tarakan yaitu di kawasan Dusun Binalatung sudah ada Kerajaan Tidung Kuno (The Ancient Kingdom of Tidung), kira-kira pada tahun 1076-1156, kemudian berpindah ke pesisir selatan Pulau Tarakan di kawasan Tanjung Batu pada tahun 1156-1216, lalu bergeser lagi ke wilayah barat yaitu ke kawasan Sungai Bidang kira-kira pada tahun 1216-1394, setelah itu berpindah lagi, yang relatif jauh dari Pulau Tarakan ke daerah Pimping bagian barat dan kawasan Tanah Kuning, sekitar tahun 1394-1557.
Dari riwayat-riwayat yang terdapat dikalangan suku Tidung tentang kerajaan yang pernah ada dan dapat dikatakan yang paling tua di antara riwayat lainnya yaitu dari Menjelutung di Sungai Sesayap dengan rajanya yang terakhir bernama Benayuk. Berakhirnya zaman Kerajaan Menjelutung karena ditimpa malapetaka berupa hujan ribut dan angin topan yang sangat dahsyat sehingga mengakibatkan perkampungan di situ runtuh dan tenggelam kedalam air (sungai) berikut warganya. Peristiwa tersebut dikalangan suku Tidung disebut Gasab yang kemudian menimbulkan berbagai mitos tentang Benayuk dari Menjelutung.
Dari beberapa sumber didapatkan riwayat tentang masa pemerintahan Benayuk yang berlangsung sekitar 35 musim. Perhitungan musim tersebut adalah berdasarkan hitungan hari bulan (purnama) yang dalam semusim terdapat 12 purnama. Dari itu maka hitungan musim dapat disamakan lebih kurang dengan tahun Hijriah. Apabila dirangkaikan dengan riwayat tentang beberapa tokoh pemimpin (Raja) yang dapat diketahui lama masa pemerintahan dan keterkaitannya dengan Benayuk, maka diperkirakan tragedi di Menjelutung tersebut terjadi pada sekitaran awal abad XI. Kelompok-kelompok Suku Tidung pada zaman Kerajaan Menjelutung belumlah seperti apa yang terdapat sekarang ini, sebagaimana diketahui bahwa dikalangan Suku Tidung yang ada di Kalimantan Timur sekarang terdapat 4 (empat) kelompok dialek bahasa Tidung, yaitu :
  • Dialek bahas Tidung Malinau
  • Dialek bahasa Tidung Sembakung.
  • Dialek bahas Tidung Sesayap.
  • Dialek bahas Tidung Tarakan yang biasa pula disebut Tidung Tengara yang kebanyakan bermukim di daerah air asin.
Dari adanya beberapa dialek Bahasa Tidung yang merupakan kelompok komunitas berikut lingkungan sosial budayanya masing-masing, maka tentulah dari kelompok-kelompok dimaksud memiliki pemimpin masing-masing. Sebagaimana diriwayatkan kemudian bahwa setelah Kerajaan Benayuk di Menjelutung runtuh maka anak keturunan beserta warga yang selamat berpindah dan menyebar kemudian membangun pemukiman baru. Salah seorang dari keturunan Benayuk yang bernama Kayam selaku pemimpin dari pemukiman di Linuang Kayam (Kampung si Kayam) yang merupakan cikal bakal dari pemimpin (raja-raja) di Pulau Mandul, Sembakung dan Lumbis.
Berikut adalah raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Tidung :
  • Benayuk dari sungai Sesayap, Menjelutung (Masa Pemerintahan ± 35 Musim)
  • Yamus (Si Amus) (Masa Pemerintahan ± 44 Musim)
  • Ibugang (Aki Bugang)
  • Itara (Lebih kurang 29 Musim)
  • Ikurung (Lebih kurang 25 Musim)
  • Ikarang (Lebih kurang 35 Musim), di Tanjung Batu (Tarakan).
  • Karangan (Lebih kurang Musim)
  • Ibidang (Lebih kurang Musim)
  • Bengawan (Lebih kurang 44 Musim)
  • Itambu (Lebih kurang 20 Musim)
  • Aji Beruwing Sakti (Lebih kurang 30 Musim)
  • Aji Surya Sakti (Lebih kurang 30 Musim)
  • Aji Pengiran Kungun (Lebih kurang 25 Musim)
  • Pengiran Tempuad (Lebih kurang 34 Musim)
  • Aji Iram Sakti (Lebih kurang 25 Musim) di Pimping, Bulungan
  • Aji Baran Sakti (Lebih kurang 20 Musim).
  • Datoe Mancang (Lebih kurang 49 Musim)
  • Abang Lemanak (Lebih kurang 20 Musim), di Baratan, Bulungan
  • Ikenawai bergelar Ratu Ulam Sari (Lebih kurang 15 Musim)

 

Era Dinasti Tengara

Dinasti Tengara bermulai pada tahun 1557-1916 Masehi, dinasti ini pertama kali dipimpin oleh Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet pada tahun 1557 Masehi dan berakhir pada saat dipimpin oleh Datoe Adil pada tahun 1916, Dinasti Tengara berlokasi di kawasan Pamusian, Tarakan Tengah
Berikut adalah raja-raja yang pernah berkuasa pada masa Dinasti Tengara :
  • Amiril Rasyd Gelar Datoe Radja Laoet (1557-1571)
  • Amiril Pengiran Dipati I (1571-1613)
  • Amiril Pengiran Singa Laoet (1613-1650)
  • Amiril Pengiran Maharajalila I (1650-1695)
  • Amiril Pengiran Maharajalila II (1695-1731)
  • Amiril Pengiran Dipati II (1731-1765)
  • Amiril Pengiran Maharajadinda (1765-1782)
  • Amiril Pengiran Maharajalila III (1782-1817)
  • Amiril Tadjoeddin (1817-1844)
  • Amiril Pengiran Djamaloel Kiram (1844-1867)
  • Ratoe Intan Doera/Datoe Maoelana (1867-1896), Datoe Jaring gelar Datoe Maoelana adalah putera Sultan Bulungan Muhammad Kaharuddin (II)
  • Datoe Adil (1896-1916)

 

Era Hindia Belanda

Ketenangan masyarakat setempat agak terganggu ketika pada tahun 1896, sebuah perusahaan perminyakan Belanda, BPM (Bataavishe Petroleum Maatchapij) menemukan adanya sumber minyak di pulau ini. Banyak tenaga kerja didatangkan terutama dari pulau jawa seiring dengan meningkatnya kegiatan pengeboran. Mengingat fungsi dan perkembangan wilayah ini, pada tahun 1923 Pemerintah Hindia Belanda merasa perlu untuk menempatkan seorang Asisten Residen di pulau ini yang membawahi 5 (lima) wilayah, yakni: Tanjung Selor, Tarakan, Malinau, Apau Kayan dan Berau. Namun pada masa pasca kemerdekaan, Pemerintah RI merasa perlu untuk mengubah status kewedanan Tarakan menjadi Kecamatan Tarakan sesuai dengan Keppress RI No. 22 Tahun 1963.


Pemboran minyak oleh Bataafsche Petroleum Maatschappij di Pulau Tarakan (tahun 1920-1940)

Prajurit dari Batalion ke-2/48 menyaksikan konvoi yang membawa mereka ke Tarakan

Lapangan Udara Tarakan 2 minggu setelah diduduki. Lihat pelubangan yang mendalam.

Gabungan patroli Australia-Hindia Belanda di bagian terpencil Tarakan

Pantai tempat pasukan sekutu mendarat di Tarakan pada 1 May 1945 [2]

Brigadir D.A. Whitehead (Komandan birade 26, berpipa rokok) bersama Letnan Jenderal Leslie Morshead

 

Era Pendudukan Jepang

Pada saat pendaratan Sekutu, angkatan Jepang di Tarakan berjumlah 2.200 orang yang didatangkan dari Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Satuan terbesar adalah Batalion Infantri Independen ke-455 yang berkekuatan 740 orang yang dikomandoi oleh Mayor Tadai Tokoi. 150 pasukan pendukung AD juga ada di Tarakan. Sumbangan AL kepada garnisun Tarakan tersusun atas 980 pelaut yang dikomandoi oleh Komandan Kaoru Kaharu. Satuan laut utama adalah Angkatan Garnisun Laut ke-2 yang berkekuatan 600 orang. Satuan laut ini dilatih bertempur sebagai infantri dan mengoperasikan beberapa senapan pertahanan pesisir. 350 pekerja minyak sipil Jepang juga diharapkan bertempur pada saat serangan Sekutu. Angkatan Jepang termasuk sekitar 50 orang Indonesia yang berdinas di satuan pengawal pusat. Mayor Tokoi mengarahkan keseluruhan pertahanan Tarakan, meskipun hubungan antara AL dan AD buruk.[4]
Angkatan Jepang dipusatkan di sekitar Lingkas, pelabuhan utama Tarakan dan tempat satu-satunya pantai yang cocok untuk pendaratan pasukan.[5] Pembela itu telah menghabiskan waktu beberapa bulan sebelum serangan yang menyusun posisi bertahan dan menanam ranjau.[6] Pertahanan yang diatur itu banyak dipakai selama pertempuran, dengan taktik Jepang yang difokuskan pada posisi bertahan pra-persiapan yang kuat. Jepang tak melakukan kontra-serangan besar apapun, dan kebanyakan gerakan menyerang terbatas pada beberapa pihak penyerang yang mencoba menyelusup garis Australia.[7]
Mendapatkan ladang minyak Tarakan adalah satu tujuan awal Jepang selama Perang Pasifik. Jepang menyerang Tarakan pada tanggal 11 Januari 1942 dan mengalahkan garnisun Belanda yang kecil dalam pertempuran yang berlangsung selama 2 hari di mana separuh pasukan Belanda gugur. Saat ladang minyak Tarakan berhasil disabotase oleh Belanda sebelum penyerahannya, Jepang bisa dengan cepat memperbaikinya agar bisa menghasilkan lagi dan 350.000 barel diproduksi tiap bulan dari awal tahun 1944.[8]
Menyusul penyerahan Belanda, 5.000 penduduk Tarakan amat menderita akibat kebijakan pendudukan Jepang. Banyaknya pasukan Jepang yang ditempatkan di pulau ini mengakibatkan penyunatan bahan makanan dan sebagai akibatnya banyak orang Tarakan yang kurang gizi. Selama pendudukan itu, Jepang membawa sekitar 600 buruh ke Tarakan dari Jawa. Jepang juga memaksa sekitar 300 wanita Jawa untuk bekerja sebagai "jugun ianfu" (wanita penghibur) di Tarakan setelah membujuk mereka dengan janji palsu mendapatkan kerja sebagai juru tulis maupun membuat pakaian.[9]
Arti penting Tarakan bagi Jepang makin menguap dengan gerak maju cepat angkatan Sekutu ke daerah itu. Tanker minyak Jepang yang terakhir meninggalkan Tarakan pada bulan Juli 1944, dan serangan udara Sekutu yang hebat pada tahun-tahun itu menghancurkan produksi minyak dan fasilitas penyimpanan di pulau itu.[10] Serangan ini juga membunuh beberapa ratus penduduk sipil Indonesia.[11] Sejalan dengan kepentingannya yang makin menurun, garnisun Jepang di Tarakan berkurang pada awal 1945 saat salah satu dari 2 batalion infantri yang ditempatkan di pulau itu (Batalion Infantri Independen ke-454) ditarik ke Balikpapan. Batalion ini dihancurkan oleh Divisi ke-7 Australia pada bulan Juli selama Pertempuran Balikpapan.[12]

 

Era Kemerdekaan

Letak dan posisi yang strategis telah mampu menjadikan kecamatan Tarakan sebagai salah satu sentra industri di wilayah Kalimantan Timur bagian utara sehingga pemerintah perlu untuk meningkatkan statusnya menjadi Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1981.
Status Kota Administratif kembali ditingkatkan menjadi Kotamadya berdasarkan Undang-undang RI No. 29 Tahun 1997 yang peresmiannya dilakukan langsung oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 15 Desember 1997, sekaligus menandai tanggal tersebut sebagai Hari Jadi Kota Tarakan.

Wuiih, ternyata sejarah kota Tarakan panjang juga kan, makanya sebagai warganya harus mencintai dan bangga terhadap kota Tarakan, ya, ya, ya
Read more...
Senin, 27 Agustus 2012

Kawasan Konservasi Mangrove Bekantan (KKMB) Tarakan

3 komentar
Kawasan Konservasi Hutan Mangrove Tarakan

Heei heei sobat, setelah bertahun-tahun tidak pernah menulis di blog, akhirnya tangan aku gatal juga nih untuk nulis. .hehe. Kali ini aku coba menulis tentang tempat wisata yang ada di kota tercinta ku Kota Tarakan, namanya Kawasan Konservasi Mangrove Bekantan (KKMB) ~wuiih namanya pnjang ya.hheee~. Kawasan ini dulunya sekitar awal tahun 2000  itu cuma hutan mangrove yang tidak terurus loh sobat. Bahkan hampir gundul. Mungkin kalau dibiarkan, bisa bisa kayak begini ini loh ~abis nyari2 d google.miris~ :

Jangan sampai hutan Tarakan gundul kayak begini yak


Nah itu yang kemudian ditakutkan oleh Bapak Walikota kita Dr. H. Yusuf Serang Kasim (periode 1999-2009), sehingga beliau menggagas untuk mendirikan kawasan konservasi hutan mangrove ini dengan reboisasi dan penghijauan, termasuk melengkapinya  dengan beberapa jenis mangrove, bekantan, dan kepiting payau.

Penghijauan-penghijauan, pas bajunya pada ijo-ijo

Warga Tarakan sadar reboisasi mangrove

Nah, seiring berjalannya waktu, hari berganti hari, detik demi detik  ~ceileh terinspirasi kta2 sinetron nih.hheee~ jadilah kawasan mangrove ini menjadi kawasan yang tertata rapi, asri, sejuk, dan nyaman, bahkan menjadi kawasan favorit yang harus dikunjungi jika berwisata di kota Tarakan. Kawasan yang dulunya hanya memiliki luas 3 hektare, kemudian bertambah menjadi 9 hektare. Dan Alhamdulillah sekarang pasnya menjadi 22 hektare. .wow. Benar-benar deh kawasan ini  akan menjadi jantungnya kota Tarakan. . sip sip sip. . .

Untuk menuju ke kawasan ini, gampang sekali! karena tempat wisata ini sangat dekat dengan pusat kota Tarakan loh. Ku kasih tahu deh, ancer-ancerannya (#baca: tempat) dimana, biar sobat bisa capcus meluncur kesana. .hehe.

  1. Kalau dari bandara Juwata Tarakan, keluar bandara langsung belok kanan (menuju pusat kota). 
  2. Teruuussss hingga ketemu simpang empat Kota belok kanan (Jl Gajah Mada).
  3. Kemudian teruuusss, hingga sampai deh ke tempat wisata KKMB, di kiri jalan pokoknya.
Nah disini nih tempatnya

Bagaimana dalamnya, tanpa banyak bicara langsung saja cekidot. . . .!!!

Pas di depan pintu masuk, kita nemu patung ini nih
Menapaki disini terasa nyaman loh. adeem
Ini track jalannya, bisa dibuat jogging nih. asiik
Satwa bekantan byk disini. Maskotnya nih
Bisa jadi sarana edukasi yang mengasyikkan, dekat dengan alam
Kalau capek berkeliling, ada tempat istirahatnya kog
Lebih asik istirahat disini nih, sekalian bisa menikmati pemandangan dari atas
Hewan favorit yang ada disini nih, namanya bekantan atau monyet belanda. Tp susah ditemui nih soalnya mereka pemalu.hehe

Walau memiliki bentuk tubuh besar namun Bekantan ini terlihat lincah bergelantung berayunan di pepohonan bakau

Sampai hari ini, pemerintah Kota Tarakan tidak hentinya terus mempercantik kawasan konservasi hutan mangrove ini untuk di jadikan salah satu destinasi pariwisata kota Tarakan. Jadi sangat disayangkan loh ya siapapun yang pernah datang atau transit ke kota Tarakan, akan tetapi tidak menyempatkan datang berkunjung kekawasan obyek wisata hutan mangrove satu ini. .huuuuu

Itu artinya membuang kesempatan untuk menikmati suasana pemandangan yang teduh menyejukkan menyaksikan rimbun dedaunan pepohonan tanaman bakau yang berjuntai. Serta menikmati aneka suara kicauan satwa burung yang saling bersahutan melantungkan kidung kedamaian, tapi hati hati jangan sampai ketiduran ntar bisa-bisa ditelanjangi sama si bekantan. . .hahahaha

Rangkuman:
Tempat Wisata : Kawasan Konservasi Mangrove Bekantan (KKMB) Tarakan
Alamat : Jl. Gajah Mada
Tarif Masuk : Anak-anak => Rp 1.000, Dewasa => Rp 3.000
Fasilitas : - Hutan mangrove, bekantan, kepiting, biawak sebagai satwa edukasi
  - Gazebo, tempat duduk.
Read more...

Labels

 
Seputar Tarakan © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here